setting

DINI BLOG: Saya Mencintai Keluarga Saya Begitu Pula Saya Mencintai Kesederhanaan

Saya Mencintai Keluarga Saya Begitu Pula Saya Mencintai Kesederhanaan

Orang sukses itu pasti mengalami proses. Proses menuju sukses itu tidak mudah. Bahkan, kalo di tanya ke orang-orang yang sukses "Apakah Anda sudah sukses?" saya yakin jawabnya belum! Bagaimana sih hidup sukses itu? Hidup yang bergelimang harta serta barang mewah.

Saya tidak mengerti akan Kasta! Saya golongkan keluarga saya, keluarga bahagia. Hidup orang akan bahagia jika apa pun yang di beri Tuhan itu, kita harus mensyukuri. Hiduplah dengan keadaan yang selalu bersyukur baik duka maupun suka.

Saya kecil dulu, sering di tinggal Ayah saya! Saya tetap merasakan kebahagian dari Ayah. Ayah yang mengajarkan selalu hidup sederhana. Kalo dulu ayah tak ajarkan hidup sederhana, mungkin saya dulu sudah bergelimang fasilitas! Kebijakan-kebijakan ayah yang selalu baik, hidup sederhana namun terkadang kami juga diberi bonus dari ayah .Tapi itulah ayah saya berhasil mendidik kami anak anaknya. Terlebih mama saya.

DULU KALO SAYA PERGI KERUMAH SAUDARA SAUDARA SAYA, ORANG TUA ATAUPUN AKU. GAK PERNAH TUH MINTA DI KAMAR TAMU YANG "WAH"! SAYA TIDAK PERNAH MENGGUSUR PAKSA ORANG LAIN! Tapi memang saudara orang tua saya memberikan itu semua tanpa ada paksaan.

Inget deh kalo Ayah, Mama, Saya dan Adik saya Yenita kalo kerumah nenek saya yang di Bangka Belitung kampung Kretak. Karena Saya dan Adik saya Yenita itu cucu jauh Beliau satu satunya, setiap kami ke Bangka Belitung, Beliau paaaasti sibuk mempersiapkan kedatangan kami. Entah itu kamar tidur bagi kami berdua, dan yang lain deh. Mereka pasti sibuk, sampe saudara saudara kumpul di rumah nenek ku itu. Akhirnya belakang-belakangan ini kalo kami mau pulang ke rumah nenek kami, selalu tanpa konfirmasi. Kalo tidak, mereka bakal kelelahan mempersiapkan semua itu.

Jadi HIDUPLAH APA ADANYA!

Ini juga ada cerita salah seorang kerabat nya Ayah (Baba)
Kalo gak salah aku kelas 10 SMA, ketika itu kami pergi sekeluarga ke daerah Rajawali. Lalu Ayah berhenti di salah satu SPBU di daerah itu. SPBUnya gak mewah,  malah bagusan SPBU deket rumah saya. Saya liat di depan pintu keluar SPBU ada lelaki paruh baya menyapu jalan SPBU. Gak lama dari itu, Baba selesai mengisi Bahan Bakar. Belum jauh jalan, ayah berenti sembari akrab ngobrol dengan lelaki paruh baya penyapu jalan. Selesai ngobrol, langsung kami lanjutkan perjalanan. "Kok beliau kenal Nek Cik, yah" Kepo aku.

Singkat cerita si lelaki paruh baya tadi itu adalah seseorang pengusaha yang sangat-sangat mapan. Namun hartanya yang beliau punya itu ditinggalnya, beliau lebih nyaman hidup apa adanya. Ingatan saya samar samar, harta beliau itu di tinggalkan untuk anaknya atau di kasih ke yayasan sosial gitu.

Lelaki Paruh Baya itu harus di jadikan pedoman! Sukses itu tidak berbatas seperti itu juga sabar.

Dan! Saya sangatlah Berang ketika Mama saya terganggu ketentramannya! Karena apa? Saya sangat mencintai wanita itu adalah oksigen dan darah bagi hidup aku. Saya akan menjadi Jin jika orang lain menganggu Oksigen dan Darah hidup aku. Terserah Pengganggu itu saudara atau pun siapa pun, karena Mama ku telah mempertaruhkan Hidupnya bagi aku! Beliau yang mengajarkan aku kesederhanaan! Begitu juga Ayah!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © DINI BLOG Urang-kurai