Aku itu bukan sosok yang mampu mempresentasikan bagaimana perasaan aku keseseorang. Bukan sosok yang mudah menceritakan celah celah berlapis api. Tidak ekspresif, terkadang mudah ku tutupi apa yang menjadi celah celah itu.
SMA sebuah masa yang mampu memberikan banyak rasa. Tuhan tunjukan bagaimana rasa itu Dikhianati, rasa jadi orang egois, jadi disayang, jadi orang banyak teman, jadi orang yang kesepian, jadi orang yang punya rasa kagum, atau jadi orang yang penyakitan. Rahmat Allah itu memang tidak akan pernah terbendung untuk ku. Jika kita syukuri apa itu duka menjadi sebuah suka yang memang Tuhan beri untuk umatnya. Jangan pernah sesali masa yang akan menjadi lalu.
Tuhan juga selalu memberika apa yang aku inginkan, dan memang ku percaya Semua Doa kita sebagai makhluknya itu ditampung. Dan akan dikabulkan. Tapi memang, masih saja ada nikmat Allah yang belum sepenuhnya aku syukuri. Masih ada sebagian orang yang belum kumaafkan. Karena aku bukan tidak memaafkan tapi ada sebuah ketakutan.
Di SMA juga mengharuskan aku mengubah rasa duka berpisah dengan Nurul dan Anggry menjadi Suka. Mereka sahabat yang selalu ada selama aku 4 tahun aku di Palembang. Usia persahabatan kami juga 4 tahun. Aku bersyukur sangat bersyukur bertemu sahabat seperti mereka. Kami beda sekolah, tapi kami masih tetap bersahabat. Tetap berkomunikasi!
Dan aku masih tetap berharap, jika memang Tuhan memutuskan kami harus berpisah jauh dengan beda universitas. Aku berharap persahabatan kami lebih akur dan dekat lebih dari SMP dan SMA. Setidaknya masih bisa berlebaran bersama, natal keruamah Anggry. Jalan-jalan lagi, makan lagi atau bagian yang paling seru yaitu... Ngeevil bareng lagi.
Someday aku bakal posting tentang apa yang aku rasa beberapa bulan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar